Awal Ku Bercerita

Patah kata2..

{_________________"Assalamu'alaikum... Selamat datang di Blog ku yang masih sangat sederhana... Tafadhol dibaca artikel2nya, semoga bermanfaat.. :)"_________________}

Selasa, 02 Februari 2010

Awal Ku Bercerita



Catatan: Kisah ini adalah kisah nyata yang aku sebagai penulis hanya ingin menceritakan kembali apa yang aku dengar. Wallohu a’lam.

Seorang wanita yang sudah berumur senja tapi beliau masih gigih dalam bekerja dan berusaha menghidupi anak-anaknya, berusaha memberi nafkah untuk keluarganya. Wajar saja jika beliau membanting tulang sedemikian rupa karena cita-citanya yang begitu tinggi mengharapkan anak-anaknya menjadi orang sukses. Beliau tidak ingin anaknya sepertinya,  menghadapi kesusah payahan akan hidup.


Wajar kataku jika beliau menginginkan demikian, ya kesusahpayahan hidup. Ku anggap perjuangannya begitu hebat. Aku pun berani berkata dia adalah seorang ‘strong women’, kenapa? Mendengarkan ceritanya …
Dia berasal dari keturunan orang tidak mampu. Kedua orangtuanya bekerja dengan penghasilan yang kecil. Ibunya dagang kangkung di pasar. yang kesehariannya berangkat pagi-pagi sekali pulang sore tanpa sempat memasakan makanan untuk anak-anaknya. Ayahnya adalah seorang buruh krambil.. 
Beliau ditinggalkan bapaknya untuk selamanya ketika beliau masih kecil, sampai-sampai ketika beliau sudah donk (mudengan) beliau lupa akan wajah bapaknya.

Beliau dulu sempat sekolah hanya sampai sekolah tingkat 2, mungkin sekarang lebih dikenal dengan smp. Itu pun belum lulus. Beliau tidak kuat menahan lelah. Berangkat pagi-pagi sehabis subuh belum sarapan padahal sekolahnya berjarak +  10 km ditempuh dengan jalan kaki. Masyaa Alloh.  Pulang siang, sampai di rumah tak ada makanan di rumahnya. Jika itu berlaku padaku, jujur ku katakan aku nelangsa, sedih banget. 
Akhirnya di usianya yang belasan tahun beliau memutuskan untuk mencari nafkah. Bekerja dengan berjualan makanan .. kemudian membuka warung. Qodarulloh tempat tinggalnya dekat dengan pasar di kampungnya. Sebut saja pasar Caplek. Caplek yang diartikan sebagai tempat orang-orang yang suka nyaplek atau makan. Ya, dulunya pasar itu memang pasarnya orang berjualan makanan. Tapi kini pasar itu telah berubah menjadi pasar pada umumnya.

Beliau memulai pekerjaannya sejak malam sebelum subuh sudah buat inilah itulah.. seperti cucur, onde2, golak, belum lagi soto dsb. Karena  bekerja semalaman beliau sering etiduran ketika membuat makanan, kadang saat membuat golak, kadang saat menggoreng. Pernah beliau ketiduran saat menggoreng 2 wajan gorengan onde2 hangus semua.. J. Alhamdulillah berkat rizqi dari Alloh, dia pun bisa mencukupi kebutuhan hidupnya satu demi satu. Tapi ketika aku bertanya, apa si untungnya dagang makanan? Dijualnya murah gitu? Jawabannya: ‘aja takon bathine.. nek takon bathi engko mumet dewek. Bathine ya.. dewek dadi nunut jlantaeh dadi ora tuku sing go mangan dewek, nunut kayune go masak.. (jangan tanya untungnya.. kalau tanya untungnya nanti pusing sendiri. Untungnya kita dapet minyaknya jadi nggak beli buat makan sendiri. Ngikut kayunya buat masak..). sungguh sederhana.. kalo pengusaha sekarang apa ada yang mau kaya gitu?kayanya mereka inginnya ya untung yang gede.. makanya barang sekarang mahal2.. wajar jika sekarang ada istilah yang kaya makin kaya yang miskin makin miskin.

Dan beliau sering mengtakannya padaku.. jika motivasinya dulu.. ketika kecil adalah ‘Aku mung kepengin pada kaya batire’ (saya hanya ingin sama kaya temen-temen). Sungguh perkataan sederhana yang bisa mendorongnya berbuat segigih itu..

Subhanalloh.. beliau berjuang memang sejak kecil.

Semoga bisa diambil hikmahnya.

Tapi kejadian masa lalu yang tahu hanya Alloh kebenarannya. Wallohu A’lam.     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar